PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN

ALPHA

TERRA

ORGANIC NPK

PALM OIL TRUNK INJECTION FERTILIZER

SILIKA

MEMBANGUN TOPSOIL YANG BAIK

PENGENDALIAN HAMA

PENANGANAN PASCA PANEN

PEMANFAATAN AGRO-METEOROLOGI UNTUK PERTANIAN

APLIKASI SPESIFIK TANAMAN

Dosis Rekomendasi

APLIKASI SPESIFIK TANAMAN
JAMBU METE / MENTE

UMUM

Aplikasi Novelgro TERRA dan SILIKA pada tanaman Jambu Mete / Jambu Monyet (Anacardium occidentale) meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi secara signifikan.

 

Aplikasi Novelgro TERRA akan meningkatkan kualitas topsoil untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dan aplikasi Novelgro SILIKA akan meningkatkan ketahanan terhadap serangan Organisma Pengganggu Tanaman. Sinergi keduanya ini telah terbukti meningkatkan produksi tanaman Jambu Mete.

Silahkan unduh poster CARA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI LAHAN KEBUN MENTE / KACANG METE

 

Lihat LAPORAN PENGGUNAAN TERRA DAN SILIKA PADA TANAMAN JAMBU MENTE

Lihat FOTO-FOTO APLIKASI SILIKA PADA TANAMAN JAMBU METE

 

Aplikasi Novelgro TERRA dilakukan 2 kali setahun, dan dapat dilakukan kapan saja sepanjang mudah terserap ke dalam tanah, umumnya hasil terbaik adalah pada awal dan akhir musim hujan agar Novelgro TERRA mudah terserap kedalam tanah. Kebutuhan Novelgro TERRA adalah 400cc/ha/aplikasi atau 25 sachet/ha/aplikasi/

 

Dan Novelgro SILIKA diaplikasikan pada minimal pada saat daun muda bertunas, dan saat muncul buah muda. Dosis aplikasi mengikuti volume semprot untuk membasahi seluruh permukaan daun dan batang tanaman. Dalam prakteknya kebutuhan Novelgro SILIKA adalah 15 sachet/ha/aplikasi jika dilakukan dengan menggunakan Fogging Power Sprayer. Lihat FOTO-FOTO APLIKASI SILIKA PADA TANAMAN JAMBU METE

 

PENGARUH CURAH HUJAN DAN KELEMBABAN TANAH TERHADAP PRODUKSI JAMBU METE

Tanaman jambu mete membutuhkan iklim khas untuk dapat berproduksi dengan baik. Dari pantauan agrometeorologi terhadap musim produksi jambu mete di wilayah Nusa Tenggara Timur, bisa diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

 

Hubungan antara Kelembaban Tanah Permukaan dan Musim Berbunga Jambu Mete

 

Dengan curah hujan yang rendah di Nusa Tenggara Timur pada bulan Juni (2015) sampai dengan November (2015), terjadi penguapan air dari lapisan Tanah Permukaan. Hal ini mengakibatkan Kelembaban Tanah Permukaan (surface soil moisture) turun. Namun Kelembaban Tanah Dibawah Permukaan (subsurface soil moisture) masih tersedia cukup. Hal ini mempengaruhi perilaku produksi tanaman Jambu Mete sebagai berikut:

 

 NTT Precipitation effect on Cashew Tree (Pengaruh curah hujan terhadap tanaman Jambu Mete)SURFACE FOIL MOISTURE and CASHEW RELATIONSHIP - Hubungan antara Kelembaban Tanah Permukaan dan Jambu Mete

Dari grafik diatas tampak dengan jelas bahwa Pembungaan jambu mete terjadi saat Kelembaban Tanah Permukaan (Surface Soil Moisture) berada dalam tingkat yang rendah (kering < 10 mm), namun untuk perkembangan dari Bunga menjadi Buah, ketersediaan air dan hara dipasok dari air pada tanah dibawah permukaan. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

 

PERCENT SOIL MOISTURE + CASHEW (Kelembaban Tanah + Jambu Mete)

 

Jika Kelemaban Tanah Dibawah Permukaan (Subsurface Soil Moisture) turun sampai pada tingkat STRESS KEKERINGAN (< 25 mm), maka perkembangan buah jambu mete akan terganggu, terhenti atau gugur. Oleh sebab itu kualitas topsoil dan kedalaman akar tanaman menjadi sangat penting bagi keberhasilan perkembangan Bunga sampai menjadi Buah yang optimal. Kualitas topsoil dapat ditingkatkan dengan Novelgro TERRA.

Selain itu, selama perkembangan dari Bunga menjadi Buah, tanaman jambu mete merupakan sasaran serangan hama diantaranya Helopetis. Perlindungan tanaman Non-pestisida dapat dicapai dengan pengunaan Novelgro SILIKA, yang merupakan hara (pupuk) Silikat yang akan diserap oleh tanaman dan secara sistemik membentuk lapisan dinding sel bersilikat tinggi untuk melindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman.

Data dan grafik agrometeorologi di atas dapat diperoleh secara mudah dan cuma-cuma pada tautan berikut ini:

Curah Hujan NTT, Kelembaban Tanah NTT, Kelembaban Tanah Permukaan dan Tanah Dibawah Permukaan

CATATAN: data agrometeorologi diatas diperoleh dari situs USDA, Foreign Agricultural Service (Departemen Pertanian Amerika Serikat). Dan kadang kala mengalami gangguan teknis, sehingga bisa memberikan informasi yang tidak akurat. Oleh sebab itu pihak Novelgro / Novelvar dibebaskan dari segala kemungkinan tuntutan baik atas data yang disajikan maupun yang tidak disajikan.

 

KULTUR TEKNIS TANAMAN JAMBU METE

Petikan pustaka kultur teknis tanaman Jambu Mete dapat diunduh dan dipelajari dari buku Literatur berikut ini:

 

PROMISING FRUITS OF THE PHILLIPINES - CASHEW        PRUNING - FUNDAMENTALS OF AGRICULTURE

 

Petikan dan kutipan serta penyesuaiannya berdasarkan poengalaman lapangan adalah sebagai beikut:

 

JARAK TANAM POHON JAMBU METE

Tanaman Jambu Mete membutuhkan kuat penyinaran yang cukup tinggi untuk menghasilkan bunga dan buah secara produktif. Oleh sebab itu Jarak Tanam yang diusulkan adalah 12m x 12m x 12m berbentuk segi tiga sama sisi. Dengan jarak tanam seperti ini diharapkan rasio Penyinaran Fotosintesis terhadap Luas Daun (Photosynthetic Radiation-to-Foliage ratio) cukup untuk menunjang kebutuhan energi tanaman.

Ilustrasinya dapat dilihat pada poster CARA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DI LAHAN KEBUN MENTE / KACANG METE 

 

PEMANGKASAN PRODUKSI 

Tanaman Jambu Mete membutuhkan pemangkasan secara berkala untuk meningkatan rasio Akar-terhadap-Tunas tanaman (Roots-to-Shoots Ratio). Dengan peningkatan ratio tersebut, maka akar tanaman mempu menyerap hara dan air untuk menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman.

roots to shoots ratio

SUMBER ILUSTRASI: https://www.ndsu.edu/pubweb/chiwonlee/plsc210/topics/chap14-pruning/pruning.html 

 

OPEN CENTER PRUNING

Ada 2 jenis pemangkasan, yakni pekangkasan BENTUK dan Pemangkasan PRODUKSI

  1. Pemangkasan BENTUK:
    • CENTRAL LEADER yang mempertahankan batang utama agar tampak simetris dan indah.
    • MODIFIED CENTRAL LEADER mengganti batang utama dengan cabang primer agar tanaman tidak terlalu tinggi namun tetap tampak simetris dan indah.
  2. Pemangkasan PRODUKSI: OPEN CENTER (terbuka di tengah), dimana batang utama dipangkas agar:
    • Pohon tidak menjulang terlalu tinggi hingga mudah roboh dan sulit mengumpulkan hasil panen.
    • Cahaya bisa masuk secara merata ke dalam tajuk tanaman.

Untuk tujuan produksi maka disarankan Tanaman Mete dipangkas (pruning) secara OPEN CENTER.

 

Pemangkasan dilakukan dengan pedoman sebagai berikut:

Ketika bibit tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan. Pemangkasan yang baik meninggalkan 3–4 tunas saja pada setiap cabang / dahan. Tunas tersebut dipilih yang bisa menghasilkan batang yang bagus juga nantinya.

Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali atau pada saat tunas lainnya muncul kembali. Setelah tunas kedua muncul kira-kira 50-80 cm, pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. dan lakukan kembali pemangkasan ketiga saat tunas memiliki panjang 50-80 cm dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.

Jadi dari pangkal pohon Jambu Mete ke dahan atau cabang hanya memiliki 3-4 cabang (primer) dan akan menghasilkan batang sekunder, dan dari 3 cabang batang sekunder tersebut di pangkas sekitar 50-80 cm, maka akan menghasilkan 3-4 batang (tersier). Jadi pohon Jambu Mete akan memiliki 3 cabang primer, 3 batang sekunder, 3 cabang tersier.

Pemangkasan Produksi 

Contoh: cabang-cabang efektif Mete, dengan 3-4 cabang primer, 3-4 cabang sekunder, dan 3-4 cabang tersier.

 

TANAMAN BERUSIA TUA ( usia > 30 tahun)

Tanaman mete yang berusia > 30 tahun masih bisa ditingkatkan produksinya dengan SILIKA dan TERRA.
Namun diperlukan perlakuan pemangkasan produksi untuk meningkatkan root-to-shoots ratio, dan Photosynthetic Radiation-to-foliage ratio.

 

Pemangkasan harus dilakukan pada musim hujan agar tanaman tidak stres dan menghindari musim perkembanganbiakan organisma penyakit tanaman (OPT).

 

Volume pemangkasan jangan melampaui 25% setiap kali pemangkasan agar tanaman tidak sakit.
Pemangkasan bertahap lebih baik. Mengikuti sembuhnya luka-luka akibat pemangkasan.

 

Pemberian Novelgro SILIKA dengan frekuensi lebih sering akan melindungi tanaman terhadap serangan OPT, serta meningkatkan daya pulih terhadap luka akibat pemangkasan.

 

Pemberian TERRA pada tanah akan meremajakan kembali tanah. Sehingga metabolite penghambat tumbuh yang telah terakumulasi selama 30 tahun akan dinetralisir oleh TERRA. Akan tumbuh akar-akar baru untuk menunjang pertumbuhan selanjutnya.

Pemberian TERRA dan SILIKA harus disertai juga dengan pupuk lengkap agar tanaman mendapat energi untuk pemulihan.

 

 

 

 

 

 

 

...


Share :